Tips Menghindari Lonely Marriage Agar Tidak Terjadi dalam Pernikahan

Diposting pada
banner 336x280

Menikah merupakan langkah penting dalam perjalanan hidup. Bagi beberapa orang, menikah adalah sesuatu yang patut didamba-dambakan dan dirayakan. Menikah merupakan momen romantik dan sakral yang harus dipahami dengan baik. Dengan menikah, seseorang akan membuka lembaran kehidupan baru di mana mereka akan menjalankan peran baru yang berbeda. Sekarang mereka tidak tergantung pada orang tua lagi dan harus siap dengan semua akibatnya.

Menikah berarti kita telah dianggap sudah dewasa dalam menjalankan kehidupan. Menikah adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Karena itulah kita harus memilih pasangan yang setara dengan benar karena pernikahan itu seumur hidup kita. Tidak hanya sekadar setahun atau dua tahun. Tetapi seumur hidup kita. Pernikahan adalah ibadah terpanjang dan karena itu tidak mudah untuk dilalui. Banyak ujian mungkin terjadi dalam menjalani pernikahan.

banner 468x60

Baru-baru ini kita mengenal istilah lonely marriage atau kehidupan pernikahan yang monoton. Di mana kita merasa kesepian dalam melakukan kelanjutan hidup bersama pasangan. Lonely marriage tidak boleh dianggap remeh dan tentu saja harus dicari solusinya agar tidak menjadi situasi yang stuck seumur hidup.

Menjalani kehidupan pernikahan tetapi merasa sendirian itu tidak menyenangkan. Apalagi jika kita mengalaminya seumur hidup kita. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan agar kita tidak terjebak dalam perkawinan yang merasa sendirian.

Perlu menjaga komunikasi yang lancar dan jangan ragu untuk mendiskusikan masalah apa saja

Cara pertama untuk menghindari menikah sendirian adalah dengan menjaga komunikasi dengan pasangan. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga hubungan pernikahan. Komunikasi yang baik dengan pasangan akan membuat kita bisa menghindari menikah sendirian.

Karena biasanya pernikahan yang terasa terasing terjadi akibat komunikasi yang buruk dengan keluarga sehingga timbul kesalahpahaman. Kesalahpahaman ini bisa membuat pasangan malu-malu berkomunikasi. Untuk menjaga komunikasi dan berbicara dengan terbuka dengan semua permasalahan yang ada adalah salah satu kunci agar kita bisa terhindar dari pernikahan yang terasa terasing.

Mempertahankan kehidupan bersama yang selalu harmonis dan abadi memang tidaklah mudah. Memang butuh kesabaran dan kemampuan berpikirnya agar kita dan pasangan bisa saling menerima dan berkomunikasi dengan baik satu sama lain.

Komunikasi menjadi penentu utama kehidupan suami-istri yang merasa sendirian (lonely marriage). Jika komunikasi pasangan mulai memburuk, perbaiki segera agar tidak semakin parah. Dalam hal ini, perlu setiap pasangan menurunkan egonya. Karena pasangan masih saling malu untuk berbicara, keduanya akan tetap terdampar dalam diam.

Untuk itu, jika ada masalah, cobalah untuk selalu menyampaikannya dengan pasangan. Apapun itu. Agar nanti tidak menimbulkan kesalahpahaman. Karena mudah-mudahan hal-hal kecil dan sepele itu jika dibiarkan bisa saja menumpuk dan menimbulkan masalah besar.

Karena sudah menikah, pastikan kita harus terbuka dengan pasangan tentang masalah yang kita hadapi. Bacalah hindari adanya rahasia dengan pasangan yang bisa menyebabkan dampak buruk di masa depan.

Komunikasi dalam pernikahan memang sangat penting dan tidak bisa diabaikan sembarangan. Mengelola komunikasi yang baik juga merupakan salah satu cara untuk merawat hubungan suami-istri agar tetap harmonis dan stabil.

Setiap pernikahan memiliki masalah dan kenangan uniknya sendiri. Tidak ada pernikahan yang tanpa masalah apa pun. Sisanya hanya bagaimana pasangan dalam menghadapinya. Masalah bukanlah akhir dari pernikahan, melainkan menimbulkan kekuatan dalam hubungan pernikahan. Apa yang terjadi kemudian bergantung pada bagaimana kita menghadapinya. Setiap permasalahan harus dihadapi dengan mumpuni, yaitu dengan komunikasi yang baik antara pasangan.

Kedua, membantu bersama-sama dalam menjalankan peran masing-masing

Kemudian tips kedua adalah membantu dalam menjalankan perannya masing-masing. Di era sekarang kita tentu sudah tidak asing lagi dengan perempuan yang bekerja meski sudah menikah. Ya, fenomena ini sudah menjadi hal yang biasa dan biasa saja. Hal ini menggambarkan bahwa perempuan tidak cuma menjadi ibu rumah tangga, tetapi juga dapat berkontribusi dalam mencari nafkah.

Jika suami dan istri bekerja sama-sama di luar rumah, mereka seharusnya mengetahui dan memahami peran masing-masing bagi keluarga. Suami pun harus membantu dalam beban pekerjaan domestik karena istri juga bekerja di luar. Jadi jangan menunggu istri saja yang mengurus segalanya. Suami harus menyadari bahwa istrinya juga bekerja dan kontribusi pada pemasukan keluarga, jadi mereka harus ikut membantu dalam mengurus rumah dan keluarga.

Sebaiknya suami tidak bolak-balik dari pekerjaan. Jika istri bekerja, sudah patut suami membantu mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci piring atau merawat anak. Pernikahan adalah kerjasama antara suami dan istri, jadi tak boleh egois dan memprioritaskan kemauan sendiri.

Dengan begitu pasangan akan merasa dihargai dan tidak diabaikan. Jika salah satu anggota pasangan tersebut menciptakan tanda atau tidak memperhatikan pasangannya maka hal tersebut bisa membuat hubungan pernikahan memburuk.

Suami istri harus mengetahui perannya masing-masing dan saling melengkapi dalam menjalankan tugas kehidupan rumah tangga. Karena dalam perkawinan itu harus saling bekerja sama dan membantu guna mencapai tujuan bersama.

Menjalin bantuassociation pada seorang pasangan dalam melaksanakan perannya masing-masing akan mengeraskan koneksi. Sebab pasangan akan merasa dihargai dan memperoleh perhatian. Dengan demikian suami atau istri juga akan merasa ingin dilihat oleh pasangannya sehingga keduanya dapat saling menghargai satu sama lain.

Membuat waktu bersama bagi pasangan

Tips terakhir adalah membagikan ruang bagi pasangan untuk ngajarinya “me time” atau melakukan hal yang dia sukai. Dalam menjalani pernikahan, tentu dapat kita pikirkan untuk memiliki waktu sendiri atau me time.

Ya, kita harus memberikan ruang bagi pasangan kita untuk meluangkan waktu bagi dirinya sendiri. Misalnya, memberikan waktu untuk menonton drama, berbelanja, berjalan-jalan, bermain game, atau hal-hal lainnya yang diinginkan oleh pasangan kita.

Meski sudah menikah, kita kadang-kadang juga membutuhkan waktu sendiri untuk me-refresh energi dan pikiran. Me time merupakan salah satu cara untuk merefresh pikiran yang mungkin sedang terasa{“makruh”} atau kehabisan ide. Dengan melakukan me time, kita bisa menghibur diri sendiri dan melepaskan penat yang mungkin terasa.

Kita bisa berbicara dengan pasangan tentang waktu me time sekarang ini. Agar sama-sama bisa melakukan waktu me time. Entah secara bersamaan atau bergantian. Dengan begitu pasangan memiliki ruang untuk mengekspresikan hobinya masing-masing. Semua waktu luang yang positif benar-benar tidak menjadi masalah.

Mendapatkan waktu srikstevento adalah hal yang sederhana yang tidak bisa dilakukan setiap hari. Oleh karena itu kita harus memberikan ruang kepada pasangan agar ia bisa menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri.

Setelah menikah, kita memiliki tanggung jawab dan tidak bisa hidup sepantasnya seperti masih belum menikah. Apalagi ketika sudah memiliki anak. Kita harus merawat dan mengasuh anak sehingga tidak ada waktu untuk diri sendiri.

Di sini peran pasangan sangat dibutuhkan. Di mana pasangan harus paham dan memberikan waktu bagi pasangan untuk me time. Meski hanya sebentar, me time sangat diperlukan sebagai sarana me-refresh.

Dengan memberikan waktu individu, pasangan akan merasa dihargai. Dengan demikian, hubungan antara pasangan akan semakin erat dan kuat.

Terima kasih semoga bermanfaat

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *