Perkembangan anak tidak hanya menyangkut fisik saja, tapi juga sikap dan perilakunya, Ibu. Psikologi perkembangan anak akan berkembang bersama waktu, dari anak-anak hingga orang dewasa.
Perlu diperhatikan bahwa perkembangan psikologi anak tersebut berbeda-beda pada setiap tahapannya. Perkembangan psikologi anak usia dini berbeda dengan psikologi anak remaja, apalagi pada masa dewasa.
Oleh karena itu, pemahaman materi psikologi anak penting bagi Bunda dan Ayah. Karena, perjalanan psikologis anak akan mempengaruhi banyak lapangan di kehidupannya.
2. Lingkungan Seelah keluarga, lingkungan merupakan tempat keseharian anak. Struktur lingkungan sangat unik dan menyenangkan, dapat membantu anak-anak lebih seimbang dan berkembang.
Perkembangan psikologi anak sangat berbeda-beda, Bu. baik dari tumbuh kembangnya maupun dari setiap individunya. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi psikologi anak.
1. Perkembangan Otak
Salah satu faktor yang mempengaruhi psikologi perkembangan anak adalah otak. Otak adalah organ yang paling penting yang menjadi pusat pengendalian tubuh, termasuk pikiran dan emosi.
6 Jenis Anak “Spesial” Menurut Psikolog dan Cara Mengasuhnya dengan Berhasil
|
, perkembangan otak anak sudah dimulai semenjak kehamilan dan zaman hidup yang awal bagi anak. Oleh karena itu, proses pembelajaran, perilaku, dan kesehatan yang terbentuk sebenarnya telah dipengaruhi semenjak masa tersebut.
Untuk mengembangkan otak anak agar tetap sehat, Bunda dan Ayah dapat melatih kemampuan otaknya dengan cara memberikan kasih sayang yang tulus, selalu melibatkan anak dalam kegiatan sosial yang aktif dan membersihka perilaku positif bagi Si Cilik.
2. Temperamen
Faktor psikologi anak berikutnya adalah temperamen. Temperamen adalah sifat yang sudah ada sejak lahir. Temperamen dapat dilihat dari cara seseorang berperilaku atau bereaksi terhadap situasi atau orang lain.
Karakteristik temperamen ini dapat Bunda lihat, misalnya ada beberapa bayi yang jarang menangis, ada juga bayi yang sering menangis. Hal tersebut merupakan perbedaan temperamen setiap individu.
Sifat temperamen adalah karakteristik yang diturunkan dari orangtua dan sulit diubah. Namun, ibu bisa membantu anaknya mengelola sifat-sifat temperamennya.
3. Genetika
Genetika juga tidak hanya mewariskan ciri-ciri fisik anak, tetapi juga sifat-sifat lainnya. Ini berkaitan dengan pengertosan genotipe dan fenotipe.
Rumus singkat: Genotipe mengacu pada semua gen yang diwariskan seseorang. Sementara itu, fenotipe adalah bagaimana gen-gen ini diwujudkan.
Fenotipe dapat mencakup ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna mata, dan lain-lain. Selain itu, fenotipe juga dapat mencakup ciri-ciri nonfisik seperti sifat pemalu, ekstrovert, dan bentuk kepribadian lainnya.
4. Interaksi sosial
Interaksi Si Kecil dengan lingkungannya dapat mempengaruhi psikologi perkembangan anak.
Kualitas hubungan dengan teman sebaya dan orang dewasa secara signifikan memengaruhi kemampuan anak untuk mengembangkan empati, keterampilan komunikasi yang efektif, dan kerja sama
5. Pengembangan kepribadian
Yang lain yang mempengaruhi psikologi anak adalah perkembangan kepribadian. Perkembangan kepribadian merupakan proses ketika pola pikir dan perilaku terorganisir yang membentuk kepribadian unik seseorang muncul selama waktu.
Pembentukan kepribadian dapat disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, asuhan, dan faktor sosial.
6. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif terkait dengan pertumbuhan kecerdasan anak. Belajar dan tumbuh kognitif mencakup kemampuan anak untuk berpikir, memikirkan, dan menyelesaikan masalah.
Untuk merangsang pertumbuhan kognitif Bocah Kecil, Dewi dan Ayah dapat melibatkan kegiatan seperti membaca, keraguan, dan permainan edukatif yang menantang otak anak dan mendorong kapling pikiran.
7. Cara pengasuhan
Cara orang tua membesarkan anak juga mempunyai pengaruh besar terhadap psikologi anak. Bunda dan Si Kecil sudah memiliki ikatan batin sebelum ia lahir ke dunia. Sehingga, ia akan sangat bergantung pada segala hal yang diberikan oleh Bunda dan Ayah.
Agar perkembangan anak optimal, dua hal utama yang diperlukan dari orang tua adalah kehangatan dan struktur atau aturan.
Kehangatan dapat disampaikan oleh orang tua kepada anak melalui pelukan yang memberikan rasa aman, pernyataan affirmatif yang menunjukkan cinta kasih, dan kesadaran perihal perasaan anak.
Sementara itu, struktur yang dimaksud adalah peran atau arahan bagi Si Kecil, seperti memberikan pedoman perilaku yang jelas dan menjelaskan alasannya, serta menjadi contoh yang baik baginya.
Tahapan perkembangan psikologi anak
Psikologi Perkembangan anak akan terus berkembang sampai ia dewasa. Berikut ini adalah tahap-tahap penting dalam psikologi perkembangan anak yang perlu Bunda ketahui, agar Bunda bisa memahami apa yang dirasakan Si Kecil di setiap tahapannya.
1. Bayi
Fase ini disebut sebagai masa kepercayaan vs ketidakpercayaan.
Untuk pertama kalinya bayi mengenal dunia, setelah itu ia pernah hidup di perut Bunda. Ia mungkin saja merasa takut dan menolak. Dengan konsisten memenuhi kebutuhan bayi, Bunda dapat membantunya mengembangkan rasa percaya dirinya.
2. Masa kanak-kanak awal
Tahap selanjutnya adalah masa kanak-kanak awal yang juga disebut tahap perkembangan psikologi anak usia dini. Anak mulai mengalami masa ini dari usia 18 bulan hingga 3 tahun.
Sistem otot dan saraf otak kecil telah berkembang pesat. Sehingga, anak ingin memperoleh keterampilan baru. Pada periode ini, anak mulai bergerak dan mengamatilah lingkungannya.
Isu utama yang dirasakan anak pada masa awal kanak-kanak adalah perasaan untuk merasa mandiri. Dia juga mungkin merasakan krisis memiliki otonomi vs keraguan. Bunda dan Ayah dapat mendorong anak untuk mengembangkan keterampilannya, hal ini akan membuat anak merasa dihargai atas usahanya.
3. Masa kanak-kanak pertengahan
Tahap psikologis anak ini berlangsung pada rentang usia tiga sampai lima tahun. Krisis yang dihadapi pada periode ini adalah antara kebebasan dan rasa bersalah.
Setelah kemandirian terbentuk di tahapan psikologis sebelumnya, sekarang anak ingin mengeksplorasi hal-hal baru. Hal ini memungkinkan anak untuk mengembangkan sifat inisiatifnya.
Dukungan orang tua sangat penting dalam membantu Si Kecil mencoba hal-hal baru. Tidak adanya dukungan dari ayah dan ibu dapat menyebabkan anak mengalami perasaan bersalah.
4. Masa kanak-kanak akhir
Periode psikologis anak ini berkisar antara lima hingga dua belas tahun. Tunas (Si Kecil) dapat mengeluarkan lebih banyak usaha dalam mendapatkan keterampilan, dan membutuhkan pencapaian.
Sukses dalam bisnis ini akan menghasilkan perilaku yang lebih aktif, namun kegagalan akan menghasilkan mudarat bagi percaya diri. Oleh karena itu, peran ayah dan ibu sangat penting untuk mendampingi, mendorong, dan mengendalikan rasa yakin pada buah hati.
5. Masa remaja
Inilah masa silih pergantian dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada tahapan psikologis remaja, remaja akan mengalami berbagai perubahan, mulai dari perubahan fisik hingga emosional.
Pada masa remaja, seseorang akan mulai mencari jati dirinya sekaligus tujuan hidupnya. Dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar diperlukan untuk mendorong anak menemukan identitas dirinya. Jika tidak, anak bisa mengalami krisis identitas.
6. Masa dewasa
Fase ini berlangsung selama dua puluh hingga tiga puluh tahun usia. Pada dewasa, seseorang biasanya telah terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat.
Tanggung jawab baru yang dipegang bisa memicu ketegangan dan stres dalam jangka waktu ini, baik soal pekerjaan maupun soal keluarga.
Dukungan dan kasih sayang dari orang terdekat bisa membuat beban yang dihadapi menjadi lebih ringan. Jika tidak, seseorang bisa saja mengembangkan perasaan kehilangan hubungan dan isolasi yang kemudian mempengaruhi kepribadian mereka secara negatif.
7. Masa dewasa akhir
Tahap psikologis selanjutnya adalah masa dewasa akhir dan usia paruh baya. Periode ini berkisar pada antara 30-65 tahun. Pada tahapan ini, seseorang tidak hanya memikirkan kebahagiaan dirinya sendiri, tetapi juga orang lain, contohnya merupakan anak. Bila tuntutan-tuntutan tersebut tidak tercapai, akan berpotensi mengalami kekecewaan dan sikap stagnan.
8. Lansia
Tahap selanjutnya adalah tahap lansia, yang berlangsung pada usia di atas 65 tahun. Krisis pada tahap ini adalah antara integritas dan keputusasaan.
Orang dapat menemukan makna atau tujuan dalam dari kehidupan yang telah dilalui. Di sisi lain, seseorang juga mungkin melihat kehidupannya kembali dengan perasaan kurang puas.
Pada masa kemudaan, sesorang tidak harus berubah banyak. Meskipun, pada masa ini, adaptasi dengan kematian orang tua menjadi lebih umum.
Cara memahami psikologi anak
Psikologi anak perlu dipahami, Bunda. Karena, perkembangan psikologis anak dapat mempengaruhi perilaku dan tindakannya terhadap diri sendiri atau orang lain. Untuk memahami psikologi anak, cara-cara berikut bisa Bunda dan Ayah terapkan.
1. Perhatikan perilaku anak dengan teliti
Ibu bisa melihat bagaimana Si Kecil bermain, bersosialisasi, berkomunikasi, dan bereaksi terhadap situasi.
Dengan memperhatikan perilaku anak, Bunda dapat mengetahui apakah kondisi psikologis anak baik-baik saja atau tidak. Bunda juga dapat membalas dan menghadapi perilaku anak dengan tepat.
Saya tidak menemukan teks untuk di parsela. Silakan masukkan teks yang ingin Anda paradrase.
Dengan dukungan dari Bunda dan Ayah, Si Kecil dapat merasa tidak sendirian. Anak juga bisa lebih bebas berbicara tentang hal-hal yang dia rasakan. Di samping itu, anak akan merasa dicintai dan dihargai keberadaannya.
Orang tua juga sebaiknya sering membangun interaksi dengan anaknya. Ini baik untuk menghilangkan kekurangan Antar orang tua dan anak.
“Aikona, jasa bagaimana menjadi pendengar yang baik sehingga setiap kali kamu berbicara dengan dengannya, menurutmu sangat wajar seperti membicarakan dengan teman terdekat.”
Ketika orang tua mendengarkan keluh kesah anak, ia memperhatikan sesuatu yang merupakan seolah-olah Bunda dan Ayah melakukan hal itu, menunjukkan perhatian dalam hidupnya.
Memberikan kesempatan bagi anak kecil untuk bicara bisa membuat orang tua tahu apa yang ada di pikiran dan perasaannya.
4. Tidak memarahi anak
Menghukum anak atas kesalahan yang dilakukannya hanya akan membuat situasi jadi semakin buruk ya bunda. Jika Si Kecil melakukan kesalahan, lebih baik ibu dan ayah menjelaskan mengapa hal tersebut salah yang dilakukan oleh anak itu. Bahkan meskipun anak itu mungkin merasa kesal, pengertian dari bunda dan ayah akan dipahami olehnya setelah sekian lama melakukan penyajian informasi dari kedua orang tuanya.
5. Tidak membanding-bandingkan anak
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan yang unik. Membandingkan Si Kecil dengan anak lain dapat menyebabkan dampak negatif pada pikiran anak, Ibu.
Sebaliknya, pujilah anak atas segala usaha dan pencapaian baiknya. Jadi, ia akan merasa bahwa ia sangat berharga.
Demikian penjelasan tentang tahapan perkembangan psikologi anak dan cara memahaminya. Kondisi psikologi anak akan berbeda seiring dengan berjalannya waktu. Dengan mengetahui materi tahapan psikologi anak, Bunda dapat memahami dan membantu Si Kecil dalam mengatasi perasaan-perasaan yang dialaminya.
Pilihan Redaksi
|
. Gratis!