Menghindarkan Kerentanan Psikologi saat Dewasa, Apa yang Perlu Dilakukan Orang Tua?

Diposting pada
banner 336x280

Anak-anak yang terlihat menggemaskan seusia kecil, mungkin saja akan tumbuh menjadi pribadi yang berbeda ketika dewasa. Si Pemarah, mudah tersinggung, sensitif, dan rapuh. Siapa pun tahu?

Membentuk karakter anak-anak bukanlah hal yang mudah, bahkan walaupun mereka tumbuh dan berkembang dengan normal dengan dukungan yang memadai.

banner 468x60

Apa itu kerentanan psikologi?

Kerincahan psikologi adalah kondisi seseorang mudah terganggu oleh gangguan emosional, mental, atau stres, baik akibat hal yang ada di dalam dirinya atau hal-hal di sekitarnya. Tentu saja, hal ini akan menghambat hubungan individu dengan lingkungan sosial dan lingkungannya di tempat kerja.

Apa yang menyebabkan seseorang rentan psikologi? Mari kita telusuri beberapa hal berikut:

Aspek biologis/genetik

Keluarga dengan gejala kecemasan, depresi, skizofrenia, bipolar, maupun gangguan mental lainnya, dapat menurunkannya secara genetik.

Kami tidak memiliki keinginan yang sama sekali tidak ada. Kita bekerja dengan Apple, dan sampai sekarang telah menyelesaikan beberapa singkatan kecil KH360, untuk mengalietasikan platform meillipilih yang seeseoni ini menentukan mana platform yang lebih kuat.

Menambahkan hormon yang tidak seimbang seperti serotonin dan dopamin dapat menyebabkan seseorang lebih mudah terwawas dan rentan terhadap stres.

Percayalah, masa kecil adalah siklus hidup manusia yang selalu diulangi. Jika kamu telah menginvestasikan waktu yang tidak dapat kembali dalam pola asuh yang tidak sesuai, cobalah untuk mengubah hari ini dan mulai belajar apa yang kamu dalam masa kecil.

Beberapa anak memiliki pemikiran bahwa mereka tidak dicintai bahkan diabaikan oleh orang tuanya. Ini dapat memberikan dampak psikologis pada anak tersebut di masa dewasa nanti.

Demikian pula dengan pola asuh yang berstandar tinggi dari orang tua, sering dianggap memberikan beban pada jiwa anak. Hal ini dilengkapi dengan trauma akibat perceraian orang tua, dan lain-lain.

Kurangnya kemandirian emosional

Tidak semua orang mampu mengelola dan mengontrol emosinya sendiri.

Orang yang mandiri secara emosional, bisa merasa aman dan bahagia bukan karena pujian atau pengakuan orang lain atas keberhasilannya.

Kekuatan ini berasal dari dalam diri sendiri dan membuatnya tetap tegar meskipun terlanda kritik.

Kurang memiliki dukungan sosial

Beberapa orang tidak ingin bergabung dengan lingkungan sosial atau komunitas karena berbagai alasan. Namun, jika kurangnya dukungan sosial berlangsung lama, dapat menyebabkan kelemahan psikologi dan menimbulkan stres. Setidaknya alokasikan waktu se-pekan sekali untuk bertemu dengan anggota keluarga atau teman. Menghabiskan waktu santai sambil-ngobrol santai sangat dibutuhkan oleh jiwa Anda.

Lingkungan yang tidak stabil

Hal eksternal namun cukup berpengaruh signifikan terhadap stres dan kepekaan psikologi. Hal ini bisa berwujud situasi tidak pasti, seperti perang, konflik pendekatan, maupun kemiskinan yang hampir meluas.

Setiap orang membutuhkan rasa aman. Mereka berusaha mencapai kesenangan itu dan merasa bimbang jika itu belum terpenuhi.

Faktor lainnya yang ikut menyebabkan kerentanan psikologis adalah kehilangan orang yang dicintai, media sosial, kekerasan melalui bullying, kehamilan dan setelah persalinan, serta penyakit yang diderita.

Contoh kasus kerentanan psikologi

Pola asuh:

Seseorang ini, waktu masih kecil, menerima perhatian yang sangat besar dari kedua orang tuanya sebelum adik-adiknya lahir. Ia sangat dimanjakan, selalu mendapat pujian, dan keinginannya selalu dipenuhi.

Trauma masa lalu:

Setelah memasuki remaja, seseorang ini mulai berusaha mendekati gadis idamannya agar dapat menjalin hubungan romantis. Tapi dia terus mendapatkan tolak dari yang dia sukai. Kemudian pada usia 21 tahun dia dipaksa menikah dengan istri kedua seseorang selama 46 tahun.

Kerentanan psikologi:

Dia akhirnya meninggalkan pasangannya dan menikah dengan orang lain.

Namun selama 18 tahun menjalani periode rumah tangga, ketidakmampuan yang dia miliki dalam menangani konflik telah menunjukkan kerentanan psikologi yang dia miliki.

Dia menggunakan sikap defensif sebagai senjata ketika merasa terancam. Ia menunjukkan kemarahan, menyalahkan orang lain, atau menarik untuk dirinya sendiri.

Keterlantangannya untuk mengatasi rasa sakit, kekecewaan, atau penolakan, telah mempengaruhi bagaimana dia berkomunikasi, mengambil keputusan, serta mencari validasi dan keberhargaan dari orang lain.

Apa saja yang dapat dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya?

Berikut ini adalah peran yang dapat diambil oleh orang tua untuk mengurangi kemungkinan kerentanan psikologi pada anak-anak itu sendiri jika mereka tumbuh dewasa pada suatu saat:

1. Menerapkan pola asuh yang kasih sayang, namun tidak kelewat menjaga dan melindungi secara berlebihan.

Pertimbangan paling sulit dalam hubungan dua arah adalah mencocokkan pemahaman yang sama. Dan lagi, bentuk-bentuk kasih sayang dari orang tua, belum tentu dimaknai sama oleh anak-anak.

Akan tetapi orang tua bisa menunjukkan sikap manapun kepada anak, hal itu harus didasari oleh kasih sayang yang tulus. Pendekatan ini harus dilakukan secara terus-menerus sejak anak masih kecil.

Tidak memberikan kasih sayang melakukan overdosis, ditandai dengan anak memberikan kebebasan sendiri untuk memilih atau mengambil sikap. Seperti misalnya ketika memilih pakaian, makanan, atau keputusan kecil sehari-hari.

2. Membantu mengenali dan menguraikan emosi

Pada masa tumbuh kembang, anak-anak belum mengerti apa saja jenis emosi yang sehat.

Orang tua bisa membantu anak belajar mengatur perasaannya dan memberikan contoh menghadapi situasi sulit tanpa bersikap terlampau keras kepala.

3. Membuat anak merasa aman

Orang tua harus dapat memberikan perasaan aman di rumah, baik secara fisik maupun psikologis. Berhati-hatilah dalam menghindari sikap mengancam, menghukum, dan menggerutu kepada anak.

Berikan apresiasi atau pujian yang sesuai saat anak mendapat prestasi baik di sekolah atau melakukan hal-hal positif lainnya.

4. Komunikasilah dengan anak secara terbuka

Orang tua menyediakan waktu untuk mendengarkan kosentrasi kemampuan, perhatian anak dengan tulus dan tidak mengkritik menilai. Dengan seperi tulisan untuk mengungkapkan rasa dan perasaan anak

5. Membantu anak untuk mengenali diri mereka

Dalam proses pertumbuhan dan pembelajaran, anak-anak membutuhkan informasi dari orang tua, mencari tahu apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan mereka yang melingkarinya banyak hal.

“Saya tidak berkelanjutan, saya memiliki hari perusahaan pendidikan … “saat saya sangat stres hampir setiap hari….

Tentu saja dengan kehidupan sepanjang hari, tekanan atau stres tidak dapat selalu dihindarkan. Mendidik orang tua cara mengajarkan anak untuk mengatasi stres adalah yang baik. Ini bisa dengan teknik relaksasi, kesadaran diri, dan olahraga.

7. Mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang tangguh

Ketangguhan adalah proses panjang yang melawan kegagalan demi kegagalan.

Setiap permasalahan dalam pekerjaan atau pergaulan, bukan berarti hambatan bagi kemajuan; tetapi peluang untuk lebih kuat dan lebih tangguh.

Orang tua dapat menanamkan nilai-nilai ketangguhan dalam keseharian anak dengan menambah interaksi komunikasi dan menjaga keharmonisan emosional. Apabila orang tua sibuk, dapat dipastikan banyak aspek akan menjadi tidak terkikis untuk dikenali.

Kerentanan adalah “musuh”

Dapat dikatakan bahwa seseorang yang memegang kontrol yang besar atas orang lain adalah seseorang yang menyadari kelemahan dirinya. Dari luar, orang lain melihatnya sebagai orang yang kompeten, tetapi di tingkat hatinya tersembunyi kelemahan yang mendalam.

Seseorang yang saya gambaran sebelumnya, mengalihkan suara lagu dengan irama cepat dan tingkat kekerasan suara keras untuk membuatnya tertidur. Sedikit aneh, punya gaya yang tidak lazim, kan?

Pada setiap hari, dia juga mendengarkan musik untuk memperkaya aktivitas harian dan “membasmi” perasaan kesepian yang dirasakan.

Orang ini ternyata memiliki hubungan yang dangkal dengan keluarganya, dan menginginkan pengaruh luar untuk dapat membuatnya merasa bahagia.

Dalam situasi seperti apa pun, apakah seseorang mampu mencapai target maksimanya dalam hubungan pribadi dan pekerjaannya? Saya mencoba medisiplkan pemikiranku dan akan saya bagikan teceritanya kepada Anda.

Semoga bermanfaat!

***

19 Desember 2024

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *