Kelompok sandwich generation adalah mereka yang harus memenuhi atau menanggung keuangan keluarga mereka, termasuk orang tua, saudara, dan keuangan diri sendiri. Mereka terkadang kehilangan status sebagai individu pemuda karena untuk menyeimbangkan semua janji keuangan tersebut.
Mereka harus berbagi tanggung jawab karena sudah menikah atau memiliki anak, tetapi mereka harus menanggung biaya untuk orang tua atau saudara mereka juga.
Tips atau strategi yang bisa dilakukan untuk mengelola keuangan sebagai generasi sandwich :
1. Jangan Menghargai Diri Diri Kamu dengan Orang Lain.
Kunci pertama menjadi generasi sandwich adalah tidak membandingkan kehidupan kamu dengan orang lain, terutama mereka yang bukan termasuk dalam generasi sandwich. Karena akan merasa sangat berat dan selalu ada pertanyaan dalam pikiran mereka, mengapa mereka bisa memiliki rumah? Mengapa mereka bisa ya mengganti-ganti mobil? Mengapa aku tidak bisa?
Jika selalu membandingkan diri dengan keadaan orang lain, yang pasti tidak akan pernah ada habisnya. Kamu yang awalnya dirasa baik-baik saja dalam mengatur keuangan, akan menjadi terbebani karena melihat kehidupan orang lain yang kamu bandingkan.
2. Buat Ini Sebagai Tanggung Jawabmu, Bukan Bebanmu.
Sikap pilihannya, bukan beban, itu akan sangat berbeda. Kamu akan merasa, “Oh, ya aku merasa bertanggung jawab sekali atas keluargaku, mereka tidak membebani saya.”
Setelah merasa dengan mindset tersebut, mereka akan berpikir, apabila dia memilih alternatif seperti orang lain untuk tidak menjadi sandwich generation, bagaimana dengan keluarganya? Tentang tanggungan keuangannya? Di saat bersamaan, mereka kadangkala lebih memilih untuk tetap menjadi sandwich generation karena mereka salalu menganggap keluarganya tidaklah menjadi beban.
3. Jangan Rasa Ini Semua Tinjauan Ada di Atasmu/Bagi Beban Biaya.
Terutama untuk anak perempuan yang pertama. Kadang-kadang mereka tidak pernah dipaksa oleh orang tua untuk menyerah atau menjaga adik-adiknya. Namun, kadang-kadang ketika mereka dewasa, mereka selalu mengatakan: “Yaudahlah, aku saja.”
Dan ternyata, tidak harus seperti itu, loh, bisa kok membagi beban atau biaya itu dengan adik-adik kamu atau saudara kamu. Terkadang, kita yang berpikir, ini beban kita sendiri, ini tanggung jawab kita sendiri. Ternyata tidak, loh.
Segala hal itu bukanlah tanggung jawabmu.
Jadi, orang yang produktif ini harus bisa memberikan kontribusi kepada orang tua. Meskipun dia baru saja menikah atau baru dari sekolah, misalnya, menambahkan kasih sayang dengan membagi beban.
Saudara merupakan seorang yang tanggung jawab, melakukan bayaran listrik dan membeli makanan untuk keluarga, serta membantu dengan berbagai keperluan di rumah. Nanti, jika ada pekerjaan lain seperti renovasi, orang tua atau keluarganya yang membutuhkan biaya wisata, sekarang ini adalah kegiatan yang membantu bersama torehan tugas.
Biasanya, anak pertama selalu meminta, misalnya, adiknya untuk fokus belajar saja, padahal anak kuliahan ini sangat berpotensi, misalnya, untuk menjadi Asisten Dosen atau mencari beasiswa. Jadi, akhirnya si adik ini tidak ada keharusannya untuk memproduksi uang karena sama kakaknya yang sudah membantunya.
Jadi, untuk kamu yang menjadi generasi sandwich, kamu bisa membagi bebanmu dengan saudara-saudaramu sehingga kamu merasa lebih ringan. Apalagi jika kamu sudah menikah dan memiliki keluarga kecil.
4. Mencari Sumber Pendapatan Tambahan.
Mengatur Keuangan keluarga seringkali membuat merasa kekurangan biaya atau Keuangan. Terutama bagi mereka yang disebut generasi sandwich, gaji tetap sama, tetapi beberapa kali pengeluaran atau beban Keuangan meningkat.
Terkadang hal ini membuat beberapa orang ingin mencari sumber pendapatan tambahan di luar pekerjaan mereka penuh waktu. Ini akan sangat berguna untuk meningkatkan pendapatan keuangan bagi keluarga mereka.
5. Mengoptimalkan Pengeluaran.
Potonglah belanja yang tidak pentingmu, kamu harus bisa memilih antara apa yang harus kamu belanjakan dan apa yang tidak perlu kamu belanjakan awalnya.
Pelajarilah untuk memberikanprioritas pada hal yang paling penting. Setelah itu, ketika kamu memiliki lebih banyak uang, kamu bebas untuk membeli sesuatu yang kamu inginkan.
Yah, itu strategi keuangan untuk generasi sandwich. Lalu, bagaimana untuk anak yang satu-satunya?
Artinya tidak mungkin kita bisa membagikan tugas rumah secara langsung, ya?
Tapi, sepertinya sama juga dalam mengatur keuangan seseorang dengan anak tunggal.
Kian penting strategi ini adalah mengurus komunikasi dengan orang tua.
Biasanya, saat anak-anak mereka masih kecil, orang tuanya masih dalam usia produktif. Nah, bagi orang tua yang masih bekerja, perlu banget ditanyakan apakah mereka sudah mempersiapkan pensiun atau belum. Ini sangat penting. Kenapa?
Karena mungkin tidak segera menjadi generasi sandwich, tapi belum langsung menjadi sandwich generation. Ketika orang tua belum meninggalkan pekerjaannya, biasanya kita harus ikut membantu biaya orang tua juga. Nah, yang pertama adalah komunikasi dengan orang tua. Itu sangat penting.
Perlu ditanyakan atau disebarluaskan, termasuk ke dalam anggaran apa saja yang sebenarnya dibutuhkan oleh orang tua. Nah, kadang-kadang kita tidak mau bertanya, dan selalu mengatakan “Entar juga kalau butuh pasti minta.”
Ternyata kebutuhan yang dibutuhkan banyak sekali, dan permintaannya sering terjadi. Yang membuat kita kebingungan dalam mengatur anggaran, sedangkan konsep perencanaan keuangan adalah memiliki anggaran, termasuk untuk orang tua. Namun, dalam budaya kita ada apa yang harus diberikan oleh anak kepada orang tua harus langsung.
Kalau punya uang, ya perlu diberikan. Tapi jika uangnya masih terbatas, menentukan batas dengan orang tua juga perlu diperhatikan.
Kita tidak bisa memaksakan memberi apa yang tidak kita miliki. Nanti, bisa jadi kita akan meminjam pinjaman atau berutang ke sini-samapai sana. Itu juga akan cukup ribet, bukan?
Oleh karena itu, setiap bulan kamu harus mengetahui dengan jelas apa saja yang dibutuhkan oleh orang tua. Oh, ternyata untuk rumah yang seperti ini butuhlah sejumlah tertentu, untuk sembako yang harus terpenuhi, dan untuk membayar listrik kalau mana saja anggarannya.
Apakah kamu mampu mengatur keuangan keluarga atau memenuhi kebutuhan itu? Jika tidak mampu, tandanya kamu harus menambah penghasilan, seperti strategi sandwich generation itu. Hampir sama saja.
Dan itulah risiko yang biasanya tidak dilihat orang bahwa membantuin orang tua akan menambahkan tanggungan. Menandakan juga butuh penghasilan yang lebih. Tidak bisa juga, misalnya penghasilannya sama, namun tanggungannya ada banyak, itu sih tidak masuk akal.
Jadi, semakin banyak tanggungan yang harus dikelola, semakin banyak pendapatan yang diperoleh. Jadi, tidak perlu dibebani dengan kalimat “Aku kan capek.” “Aku kan bekerja, aku harus ada waktu saya untuk diri sendiri.” Atau segala macam.
Jadi, namanya waktu itu dikaitkan dengan uang. Kebanyakan orang mengatakan bahwa uang bukan segalanya. Tapi ketika Anda memiliki waktu, maka itu bisa dijadikan seperti uang.
Seperti yang sering kita lihat di CFD (Communauty Forum Diskusi), ada orang yang menjadi fotografer, mungkin pada hari kerja mereka berpantang full time, lho, di akhir pekan mereka menjadi fotografer. Atau misalnya, pada hari kerja, wanita-wanita bekerja full time, tetapi di akhir pekan mereka menjadi makeup artist.
Banyak sekali kemungkinan potensi pendapatan yang sebenarnya bisa kamu kejar, asalkan kamu mau.
Jadi, bukan soal bisa atau tidak bisa. Sebenarnya bisa, apakah kamu ingin melakukan itu?
Terkadang kita belum memulai, namun sudah tertutupi terlebih dahulu. Kuncinya selalu dua, yaitu selalu berpikiran terbuka dan selalu memiliki sikap besar hati. Berpikiran terbuka terhadap segala bentuk penghasilan baru. Apa yang sedang menjadi tren saat ini? Misalnya, menjadi affiliate atau menjadi pembuat konten. Boleh dilakukan dulu.
Lalu, Anda juga perlu memiliki mindset untuk tumbuh, yaitu bagaimana cara mengevaluasi agar ini menghasilkan lebih banyak uang. Terutama jika Anda memiliki tanggungan yang banyak. Kita mungkin berbeda dengan orang lain yang tidak memiliki tanggungan.
Diperlukan perubahan pikiran dari “inilah tanggungan aku” menjadi “inilah kesempatan aku untuk memberikan kehidupan yang baik bagi orang tua dan berbakti kepada mereka.”
Itu bisa diterapkan untuk anak dari generasi sandwich atau anak tunggal pun. Pertumbuhan mental benteng mindset ini sangat penting untuk diterapkan agar kita bisa mengatur keuangan keluarga dengan baik.
Jangan pernah menguji kemampuan Kamu di Chapter 10 dengan kemampuan orang lain di Chapter 20.
Perbandingan adalah pencuri kebahagiaan. Artinya, membandingkan diri sendiri dapat merusak kebahagiaan. “Comparison is the thief of joy.” Dan jangan lupa, untuk mereka yang termasuk generation sandwich atau anak tunggal, atau untuk siapa saja, untuk mengelola keuangan keluarga, tetaplah menabung.
Agar kamu bisa merasakan kemerdekaan finansial di masa depan. Itu adalah harapan semua orang, terutama bagi mereka yang merasa beban mengatur keuangan begitu berat. Jangan hanya kamu ingin membalas diri sendiri, itu membuat kamu menghabiskan sebagian gaji kamu.
Jangan sampai kamu terlalu berlebihan dalam berbelanja, dan suatu hari nanti keluarga atau kamu sendiri membutuhkan sesuatu yang sangat penting, tapi kamu tidak memiliki uang. Jadi, menabung memang sangat penting. Selain untuk mengatasi stres saat mengatur keuangan keluarga, juga memungkinkan kamu menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri.