Perlu diingat bahwa perhatian dan perlakuan yang baik dari orang tua sangatlah penting dalam pembentukan mental dan emosi anak. Penting untuk mengenali beberapa tanda-tanda bahwa anak Anda belum mendapatkan perlakuan yang semestinya.
Tanda-tanda ini bisa dilihat ketika anak dituntut berperan sebagai pengasuh atau tulang punggung keluarga, padahal castingan itu seharusnya dimiliki orang tua.
Phenomena ini dikenal sebagai parentifikasi, ditandai dengan pergeseran peran antara orang tua dan anak. Parentifikasi dapat terjadi ketika orang tua sangat bergantung pada anak mereka, sehingga mengaburkan peran keduanya.
Jenis-jenis parentifikasi
Becky Kennedy, PhD, menyebutkan ada dua jenis orang tua yang teridentifikasi ketika mereka tidak menangani anak dengan sebaik mungkin.
1. Parentifikasi emosional
Pengidentifikasian Emosional dalam Orang Tua terjadi ketika anak diharapkan untuk memenuhi kebutuhan emosional orang tua, seperti memberikan dukungan atau menjadi pendengar dalam konflik keluarga. Banyak orang tua tidak menyadari bahwa beberapa sikap mereka merupakan tanda dari Pengidentifikasian Emosional.
Masalah Ayah VS Masalah Ibu, Kenali Penyebab dan Ciri-Ciri Anak Mengalaminya
|
Anak-anak dipenuhi dengan beban emosi ketika orang tua mengangkat mereka sebagai tempat curhat untuk masalah-masalah yang terjadi di rumah tangga. Ini memaksa anak untuk tumbuh dengan perasaan tanggung jawab terhdap kebahagiaan orang lain.
2. Parentifikasi instrumental
Tugas-tugas ini biasanya meliputi membersihkan rumah, memasak, atau merawat saudara kandungnya.
Orang tua sering kali memaksa anaknya untuk menjadi yang menopang keuangan keluarga. Misalnya, mereka harus bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Tanda anak yang tidak mendapatkan perlakuan yang layak dari orang tuanya
Terdapat beberapa tanda untuk mengenali perilaku atau kondisi anak yang mengalami perlakuan tidak semestinya dari orang tua mereka. Perlakuan ini memaksa Si Kecil tumbuh dewasa lebih cepat dibandingkan dengan usia mereka. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan informasinya:
1. Tumbuh dengan perasaan harus bertanggung jawab
Anak-anak tidak seharusnya tumbuh dengan perasaan harus bertanggung jawab seperti mereka yang dewasa. Beban tanggung jawab yang ditumpahkan kepada mereka dapat membuat anak-anak merasa tertekan dan kehilangan masa kecil yang seharusnya penuh keceriaan.
2. Sulit menikmati waktu bermain
Meskipun bermain seharusnya menjadi waktu yang menyenangkan, anak sering kali sulit menikmati aktivitas tersebut karena pikiran mereka terus-menerus teralihkan oleh kekhawatiran atas tuntutan tanggung jawab yang mereka miliki. Akibatnya, mereka kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi kreativitas dan berinteraksi dengan teman-teman sebaya secara bebas.
3. Ingin memerahrasa memiliki kekuasaan
Karena sering menerima beban tanggung jawab yang berlebihan dan dipaksa untuk mencari solusi sendiri, anak-anak cenderung ingin memiliki kekuasaan dalam setiap aspek kehidupan mereka. Hal ini merupakan akibat dari kebiasaan dan perngkaan bahwa hanya mereka yang mampu menyelesaikan masalah, sehingga mereka merasa lebih percaya diri dengan hasil keputusan yang diambil sendiri.
4. Membuat kemungkinan terlibat dalam perselisihan dengan orang yang merawat
Saya tidak menemukan teks tersebut di atas. Saya hanya bisa memberikan teks pada Anda sebagai kemungkinan jawaban dengan mere Dengarkan teks yang sama, tetapi dalam lain bahasa Indonesia.
5. Tidak digaji sesuai dengan pekerjaan
Anak-anak yang tumbuh dewasa lebih cepat biasanya disebabkan oleh beban tanggung jawab yang tidak sesuai dengan usia mereka, seperti mengurus adik atau membantu perekonomian keluarga. Rasa lega ini dapat menyebabkan mereka merasa tertekan dan sulit untuk menikmati masa kanak-kanak mereka, sehingga kehilangan kesempatan untuk bermain dan bersenang-senang.
6. Sering mendapatkan pujian karena dianggap sangat berwibawa
Mendapatkan pujian karena dianggap sangat bertanggung jawab mungkin dapat membuat anak merasa bangga dengan pengakuan tersebut. Sayangnya, hal ini juga dapat menambah beban emosional yang mereka rasakan. Ketika tanggung jawab yang diemban semakin berat, si kecil mungkin merasa tertekan untuk memenuhi harapan orang lain.
7. Percaya diri sendiri lebih baik daripada mencoba untuk percaya orang lain
Bunda, lamaran sebagai “orang dewasa” sering kali membuat anak tumbuh lebih mandiri karena mereka terbiasa mengatasi masalah sendiri sejak usia dini. Namun, pengalaman ini juga membuat mereka ragu untuk memercayai orang lain, karena mereka merasa hanya diri sendiri yang dapat diandalkan dalam situasi sulit.
8. Tidak ingat banyak momen dari masa kecil saya
Tanggung jawab yang berat terkadang menyebabkan anak-anak tertelan dalam dunia yang seharusnya tidak mereka lalui pada usia muda. Alih-alih menikmati masa kanak-kanak yang dipenuhi kebebasan dan kegembiraan, mereka lebih terkait pada tanggung jawab dewasa yang menekannya.
Tegangan emosional dan stres yang terus-meneru mengganggu membuat anak menyimpan kenangan-kenangan berharga dalam menyimpan dan mengenang. Akibatnya, banyak momen penting dalam hidup mereka menjadi kabur dan lupa.
9. Mengasuh orang lain
Seorang anak yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat dari orang tuanya seringkali belajar untuk mendukung seorang diri dan menjadi pengasuh orang lain sebagai cara untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan. Dengan demikian, mereka berkembang menjadi orang-orang yang memiliki sifat pengasuh yang kuat, percaya bahwa merawat orang lain adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kasih sayang dan dukungan yang mereka butuhkan.
10. Sedia berkorban diri untuk orang lain
Dalam konteks ini, kurangnya ketulusan bisa diartikan sebagai perilaku tidak sanggup, tidak mau atau tidak bersedia melibatkan diri sendiri atau benda-benda dimana diri mencari kepuasan, kebutuhan memiliki, kemudahan atau kehilangan ain bilateral atau bersifat kaul.
11. Orang tua memberikan peran sosok kepemimpinan kepada anak yang terlalu besar
Umumnya, praktek menggilai orangtua terjadi karena orangtua tidak dapat memenuhi kebutuhan emosional mereka sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh stres, gangguan mental atau masalah finansial dalam keluarga, sehingga anak dipaksa untuk mengangkat banyak tanggung jawab sebagai pengasuh atau tulang punggung.
12. Kesadaran perasaan yang kuat terhadap orang lain
Bagi anak yang menjadi pengasuh, mereka belajar untuk memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang lain. Ini dapat membuat mereka lebih peka terhadap perasaan orang lain dan memikirkan kebiasaan bagus dari sosial yang lebih baik.
13. Merasa perlu menjadi penghubung atau pemisah untuk membawa damai
Selain memiliki empati yang tinggi, anak yang dibesarkan dalam asuhan yang mengalami penyesuaian identitas sering merasa bertanggung jawab atas keBahagiaan orang lain. Mereka berusaha untuk membuat orang di sekitarnya bahagia, tetapi hal ini berisiko timbulnya stres dan beban emosional pada diri mereka.
14. Sering Anda merasa pekerjaan tidak dinilai dengan beratnya.
Anak yang mengalami parentifikasi adalah anak yang diharapkan menjadi dewasa sebelum waktunya. Bantuan dan sumbangan mereka sering kali tidak dihargai, karena orang tua mungkin tidak menyadari beban yang ditanggung oleh anak. Kondisi ini berisiko membawa masalah psikologis, seperti depresi dan kecemasan dini pada anak.
Demikian informasi mengenai gejala yang dialami anak yang mengalami parentifikasi, di mana mereka terpaksa menjadi dewasa lebih cepat karena tidak mendapatkan perlakuan yang sesuai dari orang tua. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda!
Pilihan Redaksi
|
. Gratis!